Minggu, 22 Juni 2014

Coretan di Tahun Pertama Kuliah

"Jadi mahasiswa itu enak. Serasa dunia milik kita sendiri."
Gue bisa pastiin kalimat di atas ada benarnya. Soalnya gue ngerasain sendiri bahwa kuliah itu enak. Bebas. Entah gue doang atau emang semua ngerasain bebasnya jadi mahasiswa. Bebas yang gue maksud disini adalah kita bisa ngelakuin apa aja yang kita mau, apa aja yang kita suka sesuai dengan kemauan dan kemampuan kita sendiri tanpa ada halangan berarti dari orang-orang sekitar. Dengan syarat, kita harus bertanggung jawab penuh dengan apapun yang kita lakukan setiap waktu menjadi mahasiswa.

Ngomong-ngomong soal kuliah, gue mau sedikit berbagi cerita tentang masa-masa perkuliahan tahun pertama gue di kampus gue tercinta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Walaupun gak se-wah Institut yang ada di Bandung, gue harus tetap bersyukur karena gue masih dikasih kesempatan buat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri. Apalagi gue kuliah jauh dari kampung halaman gue, Jakarta (sekitar 780an km jaraknya kalau ke Surabaya).

Jumat, 20 Juni 2014

Aku dan Ilalang

Aku selalu takjub ketika melihat serumpunan ilalang yang tinggi menjulang, seperti mencoba menggapai langit dengan optimis. Aku iri dengan para ilalang, mereka bisa hidup dan beradapatasi dimana pun mereka tumbuh. Mereka bisa hidup di lembah pegunungan yang sejuk, di tanah lapang tempat anak-anak bermain bola dan layang-layang, atau di pinggiran kolam ikan di depan rumah, bahkan ilalang juga sering tumbuh disela-sela bebatuan yang keras.

"Aku ingin menjadi ilalang yang bisa tumbuh dan berkembang di lingkungan yang tak mendukung sekalipun."

Aku juga merasa kagum pada serumpunan ilalang. Tumbuhan liar ini selalu terlihat tegar, tak pernah takut menghadapi tiupan angin badai, gerombolan serangga pengganggu, ataupun takut pada sebatang puntung rokok yang kapan saja bisa melahap habis tubuh mereka. Saat angin bertiup kencang, ilalang tidak pernah rubuh. Mereka hanya mengayun-ayunkan tubuh saja bahkan terlihat seperti saling berpegangan tangan menguatkan satu sama lainnya, seakan mencoba menikmati semua cobaan dan rintangan yang mereka hadapi. Setelah terjangan angin menerpa, para ilalang terlihat sangat rapuh dan lemah, tapi dalam waktu yang tidak lama pula mereka bisa menegakkan tubuh mereka kembali.

Sabtu, 05 April 2014

Penjelajahan Jurnalistik di Markas Radar Surabaya


Surabaya merupakan kota besar yang hampir sama seperti kota-kota lainnya di Indonesia. Hiruk pikuk tanpa henti sudah menjadi hal yang biasa disini. Peristiwa demi peristiwa terjadi setiap saat membuat masyarakat sangat membutuhkan informasi yang ada di sekitarnya. Disamping masyarakat yang haus akan informasi, Radar Surabaya merupakan salah satu media yang memfasilitasi keinginan masyarakat tersebut.

Berdiri sejak 24 Februari 2001, Radar Surabaya merupakan media massa yang terbesar di Surabaya disamping Jawa Pos, sesepuh di bidang yang sama dengan penyebaran yang lebih luas tidak hanya di Surabaya saja. Pahit dan manis sudah dirasakan Radar Surabaya sampai berdirinya sekarang. Berita demi berita pun diterbitkan seiring berjalannya waktu.

Minggu, 16 Februari 2014

Late post - Pengalaman setelah lulus SMA

Niat ngeblog itu masih ada, lebih baik direalisasikan :)
Belum lama gue baru lulus SMA di Jakarta, sekarang gue ngelanjutin pendidikan yang lebih tinggi lagi, di Surabaya. Entah mengapa gue bisa nyasar di tempat ini. Tapi gue akuin, awalnya gue ragu untuk kuliah disini. Terutama dari faktor orang tua. Awalnya mereka menolak buat gue kuliah jauh-jauh. Beribu-ribu alasan mereka lontarkan untuk mencegah gue kuliah jauh. Emang dari awal kelas 3 SMA orang tua gue udah ngasih peringatan kalau gak bakal ngizinin gue buat kuliah jauh dari rumah.

Tapi kenyataan berkata berbeda, orang tua gue akhir nya luluh sama keegoisan kemauan gue buat kuliah di Surabaya. Emang gue bukan orang yang terlalu patuh sama orang tua untuk masalah keputusan, tapi gue berusaha buat ngeyakinin mereka kalo gue bisa jaga diri disini.